PADANG, KOMPAS — Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) masuk kandang jebak yang dipasang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Sumatera Barat di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Harimau yang kaki depan bagian kirinya buntung ini dievakuasi ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan atau TMSBK Bukittinggi.
Harimau betina berusia antara 3-4 tahun ini masuk perangkap di Jorong Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Selasa (11/3/2025) pukul 20.28. Harimau kemudian dievakuasi oleh tim BKSDA Sumbar bersama tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin pada Rabu (12/3/2025) dan tiba di TMSBK Bukittinggi pukul 12.45.
”Harimaunya cacat di kaki depan bagian kiri. Telapak tangannya (kaki depan) putus, tetapi masih ada satu kuku tersisa. Kemungkinan kena jerat, lalu bisa meloloskan diri, tetapi telapak tangannya putus,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri, Rabu siang.
Harimau yang diberi nama Si Mauang ini, kata Vevri, sedang menjalani observasi di TMSBK Bukittinggi. Tujuannya supaya bisa dinilai apakah harimau ini layak untuk dilepasliarkan kembali atau tidak. Walakin, dengan kondisi cacat, harimau ini kemungkinan besar akan kembali memangsa ternak warga jika dilepaskan kembali.
Vevri mengatakan, harimau setidaknya tercatat muncul dan memangsa ternak warga di Matur dan kecamatan sekitarnya sejak 2023. Pada 2024, kemunculan harimau itu sangat intens. Berdasarkan corak belangnya, Si Mauang pernah terekam atau terfoto di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh.
Kasus terakhir, lanjut Vevri, Si Mauang memangsa anak kerbau di Jorong Taruyan, Senin (10/3/2025). Mendapat laporan dari warga, petugas BKSDA Sumbar melakukan verifikasi. Pada hari yang sama, petugas memasang kandang jebak untuk mengevakuasi harimau itu.
”Harimau ini banyak menimbulkan korban hewan peliharaan warga. Terakhir, Senin kemarin. Selain soal ternak, lokasinya itu sekitar 100 meter dari rumah penduduk. Jadi, itu pertimbangan memasang perangkap,” ujarnya.
Vevri menambahkan, lokasi kemunculan harimau itu berdekatan dengan hutan, baik hutan di areal penggunaan lain, hutan lindung, maupun cagar alam. Kemungkinan besar harimau keluar dan memangsa ternak karena kondisi fisiknya yang cacat sehingga lebih mudah memangsa ternak.
Camat Matur Zulfikar Zulkifli berterima kasih kepada BKSDA Sumbar karena sudah mengevakuasi harimau Si Mauang. Apalagi kondisi cacat pada harimau memungkinan kembali memasangsa ternak jika tidak dievakuasi. Warga pun sekarang lebih lega dan tidak khawatir beraktivitas di luar rumah.
”Matur dan Palupuh ini, kan, daerahnya rimba. Takutnya nanti manusia yang dimangsa. Kemarin masih memangsa ternak,” kata Zulfikar, yang juga pernah menjabat Camat Palupuh.
Kemungkinan besar harimau keluar dan memangsa ternak karena kondisi fisiknya yang cacat sehingga lebih mudah memangsa ternak.
Zulfikar mengatakan, harimau tersebut sebenarnya sering muncul dan memangsa ternak warga sejak 2022. Harimau tidak hanya muncul di Matur, tetapi juga di kecamatan lain sekitarnya.
Terakhir, harimau ini memangsa anak kerbau di Jorong Taruyan, Senin (10/3/2025) dini hari. Kata Zulfikar, lokasinya tak jauh dari kandang kerbau di bekas sawah liat di sebelah hutan yang dekat dengan aliran sungai dari Ngarai Sianok.
Sumber : https://www.kompas.id/artikel/sering-mangsa-ternak-harimau-kaki-buntung-di-agam-dievakuasi-ke-tmsbk-bukittinggihttps://www.kompas.id/artikel/sering-mangsa-ternak-harimau-kaki-buntung-di-agam-dievakuasi-ke-tmsbk-bukittinggi